Pasuruan, 14 Agustus 2023 – Di tengah gemuruh perkembangan modernitas, ada kisah yang tetap bertahan dan menorehkan jejak dalam sejarah sebuah kelurahan. Di Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Gading Rejo, Kota Pasuruan, terletak sebuah makam yang menyimpan kisah dua tokoh berjuluk Mbah Suryo dan Mbah Suri’a. Makam ini, yang ditemukan oleh warga setempat, telah menjadi simbol kepercayaan dan warisan budaya yang dijunjung tinggi. Berabad-abad yang lalu, sebelum nama kelurahan ini berubah dari Desa Karanganyar menjadi Kelurahan Karanganyar, sosok Mbah Suryo dan Mbah Suri’a telah mengukir sejarah dengan kontribusi mereka bagi masyarakat setempat. Makam keduanya terletak di belakang Masjid Sabilul Muhtadin RW 07, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari lanskap budaya lokal.
Sejarah menunjukkan bahwa penemuan makam ini bermula dari proses pembangunan masjid. Semula, bangunan tersebut hanyalah sebuah musholla, namun semangat membangun tempat ibadah warga setempat untuk mengubahnya menjadi masjid yang lebih besar. Ketika proses ini berlangsung, sebuah penemuan mengejutkan terjadi: sebuah makam yang diyakini milik Mbah Suryo dan Mbah Suri’a terletak di area tersebut. Pemindahan makam tersebut menjadi peristiwa yang penuh makna. Warga setempat dengan penuh hormat dan kehati-hatian memindahkan makam ke lokasi baru di belakang Masjid Sabilul Muhtadin. Selama proses pemindahan, salah satu warga menemukan peristiwa yang menakjubkan yaitu tercium aroma harum yang berasal dari makam tersebut, yang dianggap sebagai tanda keberkahan.
Seiring berjalannya waktu, makam Mbah Suryo dan Mbah Suri’a bukan sekadar menjadi tempat peristirahatan terakhir, tetapi juga simbol penting dalam kehidupan masyarakat Kelurahan Karanganyar. Keyakinan masyarakat setempat bahwa mengunjungi makam ini sebelum mengadakan hajatan atau acara apa pun akan membawa berkah dan kelancaran telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya lokal. “Kami percaya bahwa menghormati dan berziarah ke makam Mbah Suryo dan Mbah Suri’a akan membawa keberuntungan dan kesuksesan bagi acara kami,” ujar salah satu warga setempat dengan penuh keyakinan. “Ini adalah warisan budaya dan tradisi yang kami lestarikan dengan bangga.”
Dalam era yang serba cepat ini, makam Mbah Suryo dan Mbah Suri’a tetap menjadi pengingat tentang akar budaya yang dalam dan kearifan lokal yang patut dijaga. Sebagai simbol kepercayaan dan inspirasi, makam ini terus menerus mengajarkan bahwa nilai-nilai masa lalu masih memiliki tempat dalam perjalanan masa depan.