Pencak Silat, seni bela diri asli Indonesia yang meraih ketenaran internasional, tak diragukan lagi kehebatannya. Lebih dari sekadar olahraga atau pertahanan diri, ia mengandung nilai seni dan mewakili warisan budaya Indonesia yang patut dijaga. Dalam beragam alirannya, Pencak Silat mencerminkan kekayaan budaya yang ada di berbagai komunitas di Indonesia. Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), salah satu aliran terbesar, menjadi kebanggaan karena nilai persaudaraan dan kekayaan ilmu yang diterapkan.
Dalam rangka mengenal lebih dalam tentang PSHT, Dion Adhi Sahputra, Wakil Ketua PSHT Ranting INKOPAD dan pelatih berpengalaman, membeberkan beberapa fakta unik yang mungkin belum banyak diketahui orang. PSHT berdiri atas dasar sejarah yang kuat. Pencak Silat Setia Hati awalnya dikenal dengan nama aliran Djojo Gendilo Tjipto Muljo sebelum didirikan oleh Ki Ngabehi Soeromihardjo (Eyang Suro) dan berganti nama menjadi Persaudaraan Setia Hati di Desa Winongo, Madiun. Seiring perkembangannya, PSHT telah menyebar hingga ke mancanegara, dengan lebih dari 258 cabang yang tersebar di Indonesia serta negara-negara seperti Inggris, Belanda, Malaysia, Taiwan, dan Korea.
Perguruan PSHT telah berdiri selama satu abad. Cabang PSHT di kelurahan Karanganyar, yang didirikan pada 17 Juli 2022, memiliki pelatih yang berasal dari Jawa Tengah dan sedang menempuh pendidikan di pondok pesantren Sabilul Muhtadin. Di sana, terdapat 7 siswa, dengan 5 dari mereka berasal dari pondok pesantren tersebut dan 2 dari warga kampung di kelurahan Karanganyar. Saat ini, mereka masih berada pada tingkat sabuk hijau. Proses tes kenaikan tingkat sabuk biasanya melibatkan pelatihan di panggung rejo, dan terdapat berbagai tingkatan sabuk seperti Pra Polos, Polos, Jambon (Pink), Hijau, Putih, dan sabuk terakhir, Mori.
Keunikan yang paling mencolok dari PSHT adalah semangat persaudaraan yang mengikat para anggotanya dengan kuat. Lebih dari sekadar belajar teknik bertarung, PSHT membentuk komunitas yang erat dan mendukung satu sama lain, dengan nilai-nilai seperti kebersamaan dan gotong royong sebagai landasan yang kokoh.